Orator aksi Raju Firmanda Hutagalung, S.PdI saat menyampaikan orasinya dihadapan seratusan warga dan massa aksi menuntut dugaan malpraktek RS Metta Medika diusut |
Sibolga - Puluhan massa yang mengataskan nama Gerakan Mahasiswa Pembaharuan (GEMAPEM) Kota Sibolga/ Tapteng menggelar unjuk rasa di depan rumah sakit Metta Medika Sibolga, Jl P. Dipomegoro pada Selasa (21/6/2022)
Kehadiran puluhan massa ini untuk menyampaikam sikap atas dugaan malpraktek yang dilakukan RS Metta Medika dalam kurun waktu setahun terakhir.
Raju Firmanda Hutagalung, salah satu orator aksi mengatakan sedikitnya dugaan malpraktek yang dilakukan RS Metta Medika ini sudah terjadi sebayak dua kali sejak Januari 2022. Kasus pertama dialami keluarga Bapak J. Tambunan atas nama pasien RudiantonTambunan (49) dengan keluhan awal asam lambung.
Korban diketahui mengalami kejang setelah disuntik tenaga medis. Padahal keluarga korban sebelumnya telah menolak tindakan penyuntikan tersebut. Satu jam sejak korban ditangani, Rudianton dinyatakan meninggal dunia.
Sedang kasus kedua terjadi pada April yang mengakibatkan korban RR (39) warga Kec. Sorkam mendapat perawatan serius di RSUD Adam Malik Medan. Diceritakan RR sebelumnya menjalani operasi caecar di RS Metta Medika yang berujung pengangkatan rahim RR. Namun setelah itu keadaan RR justru semakin buruk. Setelah dilakukan diagnosa RR berikutnya dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta di Medan. Namun, karena keadaan korban perlu pemanganan lebih intens, RR dirujuk ke RS Adam Malik.
Di RS Adam Malik korban diperiksa dan diketahui menderita penyumbatan saluran kemih yang diduga terjadi akibat kesalahan penanganan RR saat di RS Metta Medika Sibolga dimana saluran kemih RR diduga terjahit atau terjepit.
Beruntung, RR bisa diselamatkan dengan tindakan operasi lanjutan berupa membuka saluran kemih korban yang terjepit. Dan hingga saat ini sedang dalam pemulihan dirumahnya.
Parahnya, kata Raju. Pihak managamen RS Metta Medika terkesan menutup mata atas kejadian ini. Somasi yang dilayangkan keluarga pasien tidak ditanggapi sama sekali. Bahkan, RS Metta Medika terkesan melindungi oknum-oknum yang diduga terlibat malpraktek tersebut.
"Dalam enam bulan ini saja, sudah dua kali dugaan malpraktek terjadi di rumah sakit ini. Maka patut kami duga andai hal ini tidak segera ditindaklanjuti oleh pihak berwajib, maka akan terjadi malpraktek-malpraktek lainnya dimasa yang akan datang," teriak Raju.
GEMAPEM pun meminta agar pemerintah melalui Kementerian Kesehata RI meninjau ulang izin operasional RS Metta Medika termasuk menghentikan sementara seluruh aktivitas pelayanannya. Pihak BPJS pun diminta mencabut segala jenis kerjasama dengan RS tersebut. Dan terkait semua pihak yang diduga terlibat dalam malpraktek ini agar diberhentikan.
Korlap aksi menyerahkan pernyataan sikap dan tututan massa terkait dugaan malprakter RS Metta Medika Sibolga yang diterima perwakilan management RS dr Ratna |
"Kepada pihak Polres Sibolga pun kami meminta agar melakukan penyelidikan dan penyidikan atas dugaan malprektek ini agar hal serupa jangan sampai terjadi lagi," tegas Raju.
Orator lainnya, Helmi Mashudi mengatakan RS Metta Medika diduga telah mengangkangi UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, pasal (36) dan UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
"Kami beri waktu satu minggu kepada pihak RS Metta Medika untuk meproses tuntutan mereka dan jika tidak ditanggapi kami pastikan akan datang lagi kesini dengan massa aksi yang lebih besar," kata Helmi.
Aksi yang dikawal ketat oleh pihak kepolisian Polres Sibolga tersebut diakhiri dengan penyerahan pernyataan sikap kepada perwakilan management RS Metta Medika, dr. Ratna. Ratna menyampaikan terimakasih atas masukan dan kritikan massa yang unjuk rasa. Masukan dan kritikan tersebut akam dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki kinerja.
Wartawan selanjutnya berusaha melakukan wawancara dengan dr.Ratna terkait upaya RS Metta Medika dalam menyelesaikan persoalan dugaan malpraktek tersebut. Tapi sayangnya dr. Ratna menolak memberikan komentar. Ditengah pengawalan securiti RS Metta Medika, dr. Ratna setengah berlari menuju mobilnya dan meninggalkan awak media tanpa sepatah kata pun.