Herman Soni Saragih, disela-sela reses II Angota DPRD Kota Sibolga |
Sibolga | Cuaca buruk yang kerap melanda Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah sebulan terakhir, berdampak pada aktivitas nelayan di dua negeri serumpun tersebut. Hujan dan badai yang kerap terjadi membuat sebagian besar nelayan tidak dapat melaut.
Demikian keluhan warga Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga pada reses II anggota DPRD Kota Sibolga, Herman Soni Saragih yang dipusatkan di Jl. Jati Tengah, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga pada Kamis (20/10/2022)
Warga mengeluhkan, akibat tidak melaut dalam kurun waktu yang lama, kondisi ekonomi keluarga sedikit terganggu. Bahkan anak-anak terancam tidak sekolah. Oleh karena itu, warga meminta agar pemerintah Kota Sibolga dapat menggelontorkan bantuan sosial bagi keluarga nelayan sebagai stimulus hingga keadaan membaik kembali.
"Tolonglah Pak, suami kami pun udah gak kelaut lagi. Badai terus," keluh Juniarti Lubis (51) warga Gang Serasih, Kelurahan Pancuran Bambu, Sibolga
Senada dengan Juniarti, Dedek (20) warga yang sama juga mengeluhkan hal yang serupa. Mewakili keluarganya yang tak dapat hadir, Dedek meminta agar pemerintah memberi perhatian terhadap nasib keluarga nelayan Sibolga yang tidak dapat melaut akhir-akhir ini. Keadaan yang tidak dapat dipastikan kapan membaik tersebut, berdampak pada kondisi keuangan keluarganya yang semakin menipis
"Tanda-tanda cuaca membaik belum kelihatan, Pak. Jadi mohon ada perhatian pemerintah," pintanya
Atas keluhan warga, Herman Soni mengatakan akan menyampaikan keinginan warga tersebut kepada pemerintah Kota Sibolga. Herman juga menjelaskan, melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan pemerintah telah memiliki program BBM bagi masyarakat nelayan. Hanya saja, data warga penerima bansos tersebut bersumber dari Kemen-KP RI. Dan untuk penyalurannya melalui Dinas Sosial Kab/kota
"Jadi saya minta kepada Dinas Sosial Kota Sibolga agar mengkoordinasikan persoalan ini dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga atau melalui Kementerian terkait agar jika memang bantuan itu ada dapat direalisasikan. Namun, jika tidak, persoalan ini akan saya sampaikan kepada DPRD Kota Sibolga dan Walikota agar ada kebijakan untuk keadaan ini," jelas Herman Soni
Masih pada reses yang sama. Warga juga mengeluhkan ketiadaan bantuan bagi lansia yang selama ini kerap diterima warga berusia lanjut. Atas persoalan ini, Herman menjelaskan bahwa bansos untuk lansia tersebut dihentikan sejak Covid-19 menjadi pandemi di Indonesia. Penghentian tersebut diganti dengan bantuan penanggulangan Covid-19 yang sejak tahun 2020 jor-joran dilakukan untuk seluruh masyarakat Indonesia
"Jadi memang, itu tadi sudah dijelaskan kepada warga bahwa bansos untuk lansia tersebut telah dihentikan dan diganti BLT Covid-19," jelasnya.
Amatan limakabar.com, meskipun hujan deras mengguyur sepanjang reses berlangsung, antusias warga untuk tetap bertahan mengikuti reses hingga selesai cukup tinggi. Sebanyak enam kolom tenda (taratak) terisi penuh.
"Reses ini kan penting, Bang. Ininya kesempatan kami menyampaikan keluh kesah sebagai warga kepada pemerintah dan wakil rakyat. Jadi rugi kalau tidak datang," ungkap Pak Tanjung (48) warga Sibolga Sambas.