Kepala KPw Bank Indonesia Sibolga, Yuliansyah Andrias |
Sibolga - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sibolga, memberikan apresiasi kepada lima kelurahan se-Kota Sibolga yang berhasil menjalankan program urban farming dalam rangka mensukseskan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) tahun 2022, khususnya komoditi pangan, cabai merah.
Apresiasi tersebut diberikan dalam sebuah kegiatan bertajuk "Basamo-samo Mamutik Cabai" yang digelar di aula Graha Aulia Bank Indonesia Sibolga, Jalan Jenderal Agus Marpaung, Kelurahan Simare-mare Sibolga, pada Senin (12/12/2022)
Program urban Farming tersebut dimulai sejak Agustus 2022 lalu, dan diikuti 17 kelurahan se-Kota Sibolga dibawah binaan Tim Penggerak (TP) PKK Kota Sibolga. KPw Bank Indonesia Sibolga melalui GNPIP memberikan bantuan sebanyak 3500 bibit cabai untuk dibudidayakan di pekarangan rumah dan atau kantor masing-masing instansi di Sibolga dan Tapanuli Tengah.
Setelah berjalan selama 6 bulan, KPw BI Sibolga bersama-sama dengan TP PKK Kota Sibolga melakukan monitoring dan evaluasi atas keberlanjutan program tersebut disetiap kelurahan. Hasilnya, 5 dari 17 kelurahan tersebut dinilai berhasil dan menjadi motivasi dan inspirasi bagi kelurahan lainnya dalam membudidayakan bibit cabai di pekarangan yang terbatas.
Kelima kelurahan tersebut adalah; untuk kategori Kelurahan Inspiratif diraih oleh Kelurahan Huta Barangan, Kecamatan Sibolga Utara. Kategori Kelurahan Inovatif diraih oleh Kelurahan Simare-mare, Kecamatan Sibolga Utara Dan untuk 3 kelurahan terbaik masing-masing berhasil diraih oleh Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sibolga Kota. Kelurahan Pancuran Gerobak, Kecamatan Sibolga Kota dan Kelurahan Ilir, Kecamatan Sibolga Utara.
Kepala KPw Bank Indonesia Sibolga, Yuliansyah Andrias pada kesempatan sambutannya mengatakan program urban farming tersebut telah dicanangkan dilakukan diseluruh daerah di Indonesia. Program tersebut tercetus sebagai respon terhadap kenaikan harga khususnya komoditi pangan yang mengalami kenaikan pada pertengan tahun 2022 lalu.
Khusus di wilayah kerja BI Sibolga, Lonjakan harga komuditas pangan tersebut begitu terasa pada komoditi cabai. Bumbu favorit emak-emak tersebut sempat menyentuh harga Rp80 ribu - Rp100 ribu/ kilogramnya. Tidak sampai disitu saja, pada awal September 2022 lalu, pemerintah juga menaikkan harga BBM yang memicu harga semakin kurang bersahabat.
"Namun, syukur alhamdulillah berdasarkan monitoring kami di Kota Sibolga. harga-harga pada saat ini cenderung mengalami penurunan. Dan mudah-mudahan menjelang hari besar keagamaan, menjelang Natal dan Tahun Baru, yang biasanya harga-harga akan mengalami kenaikan, akan kita upayakan untuk bisa mengendalikannya," kata Andrias.
Program urban farming, lanjut Andrias. Hal tersebut memang diperuntukkan bagi daerah-daerah yang lahan pertaniannya sangat terbatas, yaitu kawasan perkotaan. Daerah perkotaan sendiri memiliki karakteristik pekarangan sempit dan terbatas, termasuk Kota Sibolga.
"Dan pada awal gerakan ini dilakukan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Sibolga, Kami memberikan bantuan sebanyak 3500 bibit, yang salah satu penerimanya adalah kelompok TP PKK Kota Sibolga." ungkapnya
Tidak hanya sebatas pemberian bibit, KPw BI Sibolga juga menindaklanjuti pemberian bibit tersebut dengan memberikan pelatihan keterampilan terkait teknis budidaya cabai tersebut.
"(Selain) dikasih bibit, dikasih ilmu, juga dikasih pengetahuan bagaimana meng-olah cabai menjadi produk yang bernilai tambah," paparnya.
Upaya tersebut merupakan bentuk dukungan kongrit BI Sibolga dalam proses hilirisasi produk terutama komoditi cabai merah di wilayah kerja KPw BI Sibolga. Dengan itu diharapkan harga cabai dapat terkendali melalui opsi pilihan masyarakat terhadap produk olahan cabai.
"Disamping itu, hilirisasi komoditas cabai merah ini diharapkan akan menjadi pioneer atau pelopor hilirisasi kelompok holtikultura lainnya, sehingga akan mewujudkan stabilitas harga kelompok pangan holtikultura di Kota Sibolga," jelasnya.
Sebagai bentuk monitoring dan apresiasi KPw BI Sibolga kepada TP PKK Kota Sibolga, dalam mensukseskan program urban farming dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, BI memberikan penghargaan dan apresiasi atas konsistensi dan komitmen seluruh peserta TP PKK Kota Sibolga berupa bantuan set peralatan hidroponik bagi lima kelurahan terbaik dalam memberhasilkan program urban farming tersebut.
"Kegiatan hari ini bukanlah akhir dari upaya pengendalian inflasi pangan, khususnya cabai merah di Kota Sibolga. Akan tetapi, hari ini adalah sebagai booster atau penyemangat kita dalam mensukseskan pengendalian inflasi hortikultura di Kota Sibolga. Program ini akan terus berlanjut dengan dukungan antar instansi terkait," ujarnya.
"Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada pemerintah daerah Kota Sibolga atas segala dukungan dan kolaborasinya," pungkasnya.
Kiri: Wakil Ketua TP PKK Kota Sibolga, Lumsedia Sitompul. Kanan: Sekda Kota Sibolga, M.Yusuf Batubara |
Sebelumnya, wakil ketua TP PKK Kota Sibolga, Lumsedia Sitompul mengapresiasi keberhasilan TP PKK kelurahan se-Kota Sibolga dalam memberhasilkan program urban farming GNPIP dimaksud. Ny. Pantas M Lb Tobing ini memberi predikat "Memuaskan" atas ikhtiar tersebut.
Ia meminta, evaluasi dan monitoring yang dilakukan oleh KPw BI Sibolga atas suksesi program urban farming tersebut dijadikan motivasi dalam mendorong semangat untuk terus berbenah dan meningkatkan kapasitas kader pangan dan gizi dalam menselaraskan program dimaksud.
"Diharapkan melalui kader pangan dan gizi, (TP PKK) bisa memanfaatkan lahan pekarangan guna pemenuhan pola konsumsi beragam, bergizi, seimbang dan aman. Serta berperan aktif mewujudkan ketahanan pangan dilingkungan keluarga, terutama dalam upaya bersama untuk penurunan angka stunting di Kota Sibolga, demi wujudkan Sibolga sehat, pintar dan makmur," ungkapnya
Lumsedia Sitompul pun berharap agar kemitraan dengan KPw BI Sibolga dengan TP PKK Kota Sibolga dapat terus berjalan dan berkelanjutan sesuai dengan konsep program pembinaan yang dilakukan oleh KPw BI Sibolga yaitu And to End Proces baik dari penanaman, pembudidayaan hingga peningkatan nilai tambah, untuk menjadi produk yang memiliki nilai jual dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sementara itu, Sekda Kota Sibolga, M.Yusuf Batubara atas nama Walikota Sibolga mengatakan bahwa program urban farming telah berhasil mengurangi ketergantungan warga terhadap produk tertentu dan juga tidak terpengaruh dengan harga komoditi pangan yang sangat fluktuatif.
Program urban farming mampu mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan fungsi lahan pekarangan rumah semakin produktif. Yusuf mengatakan, program tersebut telah memberikan tiga manfaat besar bagi warga yaitu memberi konstribusi terhadap pelestarian lingkungan, mengurangi pengeluaran biaya rumah tangga serta memiliki nilai edukasi bagi masyarakat
"Kita ikuti ini, kita kembangkan ini. Bukan hanya cabai tetapi juga komoditi pangan lainnya," tandasnya.