Yuliansyah menjelaskan deflasi terjadi dipicu oleh penurunan harga disejumlah komoditi seperti makanan, minuman terutama komoditi pangan strategis seperti cabai merah, cabai hijau dan cabai rawit
Tiga bumbu dapur primadona emak-emak tersebut kompak mengalami penurunan harga sejalan dengan tersedianya pasokan yang relatif tinggi di pasar. Selain itu, sejumlah daerah di wilayah kerja BI Sibolga yang menjadi sentra produksi komoditas tersebut memasuki masa panen secara bersamaan.
"Dengan demikian, dari tiga kota yang menjadi sampel Indeks Harga Konsumen di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga tersebut, Kota Sibolga mengalami deflasi sebesar 0,05 persen, Kota Padang Sidempuan 0,27 persen dan Kota Gunung Sitoli sebesar 0,37 persen," papar Yuliansyah
Info grafis KPw Bank Indonesia Sibolga |
Masih Yuliansyah Andrias. Kota Sibolga yang mengalami deflasi 0,05 persen, komoditas pemicunya adalah cabai merah 0,31 persen, bawang merah 0,07 persen dan kelapa 0,05 persen. Sedangkan komoditas yang memicu inflasi adalah daging ayam ras 0,06 persen, ikan kembung 0,06 persen dan sabun cuci batangan 0.04 persen.
Untuk Kota Padang Sidempuan yang mengalami deflasi 0,27 persen, komoditas pemicunya adalah cabai merah 0,17 persen, cabai hijau 0,04 persen dan ikan mas 0,03 persen. Dan untuk inflasi sendiri dipicu oleh emas perhiasan 0,05 persen, beras 0,02 persen dan pisang 0,02 persen
Terakhir, Kota Gunung Sitoli yang mengalami deflasi 0,37 persen, dipicu oleh cabai merah 0,53 persen, cabai rawit 0,08 dan ikan kembung, ,01 persen. Untuk inflasi sendiri dipicu oleh tarif angkutan udara 0,08 persen, ikan kakap merah 0,03 persen dan mainan anak-anak 0,03 persen.
"Kenaikan harga daging ayam ras dan beras menjadi komoditas yang memberi andil inflasi di Kota Sibolga dan Padang Sidempuan, sedangkan Kota Gunung Sitoli dipicu oleh tarif angkutan udara," jelas Yuliansyah seraya menegaskan bahwa terjadinya kenaikan harga daging ayam ras di Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan dikarenakan lonjakan harga pakan ternak yang masih berlangsung.
Untuk harga beras sendiri, lonjakan harga terjadi karena dipengaruhi oleh penurunan produksi beras nasional dan meningkatnya biaya produksi.
“Secara tahun kalender, Kota Sibolga mengalami inflasi sebesar 4,92 persen (ytd) dan secara tahunan inflasi sebesar 5,09 persen (yoy), Kota Padangsidimpuan mengalami inflasi sebesar 5,73 persen (ytd) dan secara tahunan mengalami inflasi 6,10 persen (yoy) dan untuk Kota Gunungsitoli mengalami inflasi sebesar 3,87 persen (ytd) dan secara tahunan inflasi sebesar 4,52 persen,” Pungkas Yuliansah menambahkan.