Gubsu Edy Rahmayadi saat menyampaikan sambutan dan motivasi pada pembukaan Rakor Pendidikan SMA se-Sumtu di Gymnasium SMAN 1 Matauli Pandan, Tapanuli Tengah |
Pandan, Tapteng - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mengajak seluruh stakeholder pendidikan di Sumut agar memberikan pengajaran yang benar terhadap keyakinan beragama kepada siswa berdasarkan ajaran agamanya masing-masing.
Ajakan tersebut disampaikan oleh orang nomor satu di Pemprov Sumut tersebut, saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Rapat Koordinasi Pendidikan SMA se-Provinsi Sumatera Utara di Gymnasium SMA Negeri 1 Matauli, Jl.KH.Dewantara, Pandan, Tapanuli Tengah, pada Jum'at (17/2/2023).
Dihadapan ribuan peserta Rakor yang berlangsung tanggal 17-20 Februari 2023 tersebut, Edy mengatakan, sejarah telah memberikan pengalaman yang luar biasa kepada peradaban terhadap penghormatan atas sebuah perbedaan keyakinan. Pertentangan mulai muncul ketika ada pihak-pihak yang merasa lebih benar dan lebih berkuasa. Padahal, keimanan adalah soal keyakinan, sedangkan beragama adalah pilihan.
"Dari dulu, sejak abad keenam, kita sudah rukun. Baru (saat ini) kita yang baru-baru ini sudah merasa paling hebat," kata Gubsu merujuk pada banyaknya pertentangan yang muncul dewasa ini.
Gubsu berkisah. Sejarah masukknya Islam dan datangnya Nomensen ke Barus menjadi bukti sejarah bahwa perbedaan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dipertentangkan. Seandainya, antara Islam dan Kristen telah menjadi pertentangan, maka Barus telah menjadi ladang pertikaian saat Nomensen tiba.
"Akan tetapi tidak demikian halnya. Karena Barus telah dimasuki Islam pada abad ke-7, maka meskipun Nomensen juga masuk melalui Barus, ia justru memilih menyebarkan Kristen ke arah utara tepatnya ke Tapanuli Utara. Tidak memaksakan diri menyebarkan agama kepada orang yang sudah beragama," ungkap Edy Rahmayadi.
Masih kata Gubsu. Sebagai seorang pendidik, guru berkewajiban memberikan pemahaman yang benar terhadap keyakinan beragama seseorang, tanpa harus mempertentangkannya dengan agama dan keyakinan orang lain.
"Bapak ibu guru sekalian, saya tak mau anda membeda-bedakan ini. Tetapi tugas anda adalah mentransfer ilmu kepada murid," jelasnya.
Mantan Pangkostrad ini pun meminta guru menanamkan tiga hal penting kepada siswa dalam menjalani proses belajar dan mengajar di sekolah. Ketiga hal itu adalah kejujuran, kasih sayang dan motivasi. Tiga hal tersebut menurut Edy telah terkikis oleh erosi zaman dan mencederai kehidupan anak bangsa.
"Tiga hal ini yang sepertinya mencederai kehidupan anak bangsa ini. Saya pernah seperti mereka. Kenapa kok terus bisa berubah? Karena dia (pelajar saat ini) telah mengalami segala bentuk alam yang menggiring dia mencederai esensi dari kejujuran, kasih sayang dan motivasi juang kehidupannya," ungkapnya.
Edy pun berharap para guru dapat memberikan keteladanan dan pendidikan budi pekerti yang baik kepada siswa. Hal ini penting karena siswa adalah pelanjut tongkat estafet pembangunan bangsa dimasa yang akan datang.--SW25--