Ketum PB PERTI, buya H.M Syarfi Hutauruk (kedua dari kanan) berbincang santai dengan mantan Wapres HM.Jusuf Kalla pada momen berbuka pausa bersama di Kebayoran Baru, JakSel |
Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) Buya H.M.Syarfi Hutauruk, mengajak agar umat Islam menjadikan masjid selain sebagai tempat menjalankan kewajibannya terhadap Allah SWT, juga sebagai tempat menggeliatkan roda ekonomi umat.
Hal itu disampaikan Syarfi sesaat setelah mengikuti buka puasa bersama Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu (12/4/2023).
Syarfi menjelaskan, masjid sebagai rumah ibadah umat Islam memiliki peran strategis dalam urusan-urusan keumatan. Masjid tidak semata sebagai tempat menggelar kegiatan-kegiatan berbasis ubudiyah tetapi juga mencakup urusan sosial, ekonomi, kemanusian bahkan politik Islam.
Mantan Walikota Sibolga 2 periode ini menggaris bawahi, terkait urusan politik, masjid tidak dapat dijadikan sebagai tempat berpolitik praktis, namun sebagai media menjabarkan tatanan politik dalam Islam yang sesuai dengan syariat Islam.
"Jadi bukan politik praktis. Tapi politik edukatif. Masjid harus menjadi tempat dimana umat Islam mendapatkan pendidikan politik yang Islami sesuai dengan syariat Islam," terangnya.
DMI dan PERTI lanjut Syarfi, memiliki semangat yang sama dalam mengembalikan peran dan fungsi masjid kepada khittahnya. Berkaca dari peran masjid di zaman Rasulullah SAW, masjid menjadi pusat dari peradaban Islam itu sendiri.
"Bahkan pada masa itu, Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai tempat mengatur strategi perang. Artinya, untuk persoalan-persoalan paling pundamentalis dalam Islam, masjid dapat dijadikan sarananya," ulasnya.
Hal paling urgent lainnya terkait peran masjid, lanjut mantan anggota DPR RI 3 periode ini adalah masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat. Ada banyak sekali masjid di Indonesia yang berhasil menerapkan peran ini, salah satunya masjid Jogokariyan di Yogyakarta.
Pengelolaan masjid yang berbasis pada aspek ekonomi ini memberi dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan umat khususnya warga yang berada disekitar masjid.
"Jadi tidak selalu untuk sholat atau perayaan hari-hari besar agama. Namun, jauh lebih penting lagi, aktivitas di masjid harus dapat menyentuh persoalan-persoalan paling mendasar dalam Islam, termasuk persoalan ekonomi. Dari masjid kita harus bisa melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang akan menggeliatkan ekonomi umat kedepan," terangnya.
Sebelumnya, sejumlah tokoh nasional menggelar buka puasa bersama di kediaman Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang juga mantan Wakil Presiden RI, Mohammad Jusuf Kalla, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (12/4).
Sejumlah tokoh terlihat hadir diantaranya mantan Ketua Umum Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsudin, Ketua Umum PB Al Wasliyah Dr. Yunar Yusuf Rangkuti, Sekjend DMI Imam Addaruqutni, mantan Rektor Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Prof Komaruddin Hidayat, Ketua Umum PB PERTI Buya Drs.H.M.Syarfi Hutauruk, MM dan akademisi Prof.Dr. Didik J Rachbini.