Semarang | Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginkan semua koperasi yang telah dibentuk untuk benar-benar mensejahterkan anggotanya. Hal itu bisa dilakukan jika koperasi telah ideal dengan memiliki anggota dalam jumlah besar. Sehingga, tujuan Bung Hatta yang ingin menjadikan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional bisa tercapai.
Hal itu disampaikan Ganjar usai menghadiri dan membuka Koperasi Expo Jateng yang diinisiasi oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) untuk memperingati Hari Koperasi ke-76 tingkat provinsi di Alun-alun Bung Karno, Kabupaten Semarang, Jumat (21/7/2023).
Ganjar mengatakan, hingga saat ini pembinaan terhadap koperasi terus dilakukan. Selain agar koperasi semakin tumbuh, juga bisa naik kelas. Untuk mencapai itu, Ganjar memandang bahwa sebuah koperasi yang ideal harus mempunyai jumlah anggota yang banyak.
“Kalau anggotanya banyak, dari, oleh, dan untuk anggotanya itu betul-betul bisa dimanfaatkan sehingga kesejahteraan anggota yang utama itu menjadi pilar kita,” tegasnya.
Di sisi lain, saat ini masih banyak koperasi yang berjalan tak sesuai asas. Kasus yang paling umum, keberadaan koperasi tak memberikan kesejahteraan bagi anggota justru disalahgunakan.
“Itulah yang penting untuk kami dampingi. Nanti butuh pelatihan manajemen, nanti butuh akses keuangan, nanti butuh pemasaran sehingga koperasi ini betul-betul bisa menjalankan usahanya yang bisa menyejahterakan rakyat,” jelas Ganjar.
Terkait itu, Ganjar terus mengevaluasi keberadaan koperasi. Khususnya yang anggotanya sedikit, Ganjar mendorong agar koperasi tersebut dimerger. Bahkan, beberapa koperasi tak jelas juga telah dicoret.
“Tapi koperasi yang bagus, sudah kami bina. Itu yang disampaikan, maka waktu itu, ‘Pak Ganjar kenapa berani mencoret’, lha tidak jelas kok. Kami harus berani ambil keputusan seperti itu sehingga orang berkoperasi itu benar-benar mengerti,” tegasnya.
Ganjar mengatakan, koperasi harus hadir dengan semangat menyejahterakan anggota. Maka basis komunitas menjadi penting dalam berdirinya sebuah koperasi. Jika tidak, maka akan muncul bibit koperasi tak jelas yang hanya digunakan untuk kepentingan pribadi.
“Jadi basis komunitas itu menjadi penting untuk pesantren, sekolahan yang jumlah anggotanya banyak-banyak itu, angkutan, ojol, dan sebagainya itu sebenarnya bisa dibuat (koperasi) sebagai sebuah kekuatan bersama,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu, hadir Ketua LKPP RI Hendrar Prihadi, mewakili Menteri Koperasi dan UMKM yaitu Deputi Perkoperasian Ahmad Zabadi, Bupati Semarang Ngesti Nugraha, Wakil Wali Kota Tegal Jumadi, jajaran Dekopin Jateng, serta perwakilan koperasi di Jawa Tengah. (Dian)