Padang Sidimpuan - Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) Republik Indonesia, mengapresiasi komitmen PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe (TEM) dalam partisipasi aktifnya menekan emisi karbon di Indonesia terutama yang diakibatkan oleh Gas Rumah Kaca (GRK).
Apresiasi itu disampaikan oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM RI, Sunidyo Suryo Herdadi, pada seminar nasional bertajuk Implementasi dan Strategi Penerapan Nationally Determined Contributions (NDCs) bagi Pelaku Usaha di Padang Sidimpuan, pada Kamis (18/7/2023).
Sunidyo mengatakan, pemerintah sendiri sudah menyiapkan kebijakan dan strategi komprehensif, khususnya dalam memanfaatkan nergi baru terbarukan (EBT), pengurangan energi fosil dan penggunaan angkutan ramah lingkungan berbasis listrik.
Ia mengungkapkan, pemerintah berkepentingan untuk turut serta melihat bagaimana perusahaan tambang mengikuti pedoman aksi pengurangan emisi GRK tersebut.
"PTAR sendiri sudah memiliki strategi dalam rangka mengurangi emisi sebagai bentuk partisipasi aktif pelaku usaha dalam mencapai target nasional," puji Sunindyo.
General Operations PTAR, Rahmat Lubis, mengatakan berdasarkan dokumen Nationally Determinded Contributions (NDCs), Perjanjian Paris 2015, PTAR berhasil membuktikan telah mampu menyerap karbon hingga 19.939 ton CO2e dari berbagi aksi penanaman pohon dan berhasil mengurangi emisi sebanyak 14.181 ton CO2 dari penggunaan listri energi terbarukan.
Rahmat mengungkapkan, PTAR sudah dan akan terus menjalankan berbagai strategi lainnya demi mengejar dekarbonisasi industri untuk mengurangi emisi GRK.
Ia merinci, pada lebih dari satu dasawarsa ini, PTAR telah melakukan penanaman 85.423 tanaman area reklamasi dan tanaman area hutan alami. Sementara, saat ini lebih dari 5.000 bibit tanaman lokal dikembangkan di fasilitas pembibitan yang berada di dalam area tambang.
Bibit-bibit tanaman tersebut digunakan untuk membantu program rehabilitasi lahan pasca tambang serta meningkatkan jumlah spesies tanaman dan laju pertumbuhan bibit secara signifikan dalam mendukung kegiatan reklamasi.
Bahkan, lanjut Rahmat. Hingga saat ini PTAR telah mengalihkan sebagaian penggunaan listriknya yang tadinya berasal dari pembangkit listrik fosil menjadi pembangkit listri energi terbarukan.
"Sepanjang semester I/2023, PTAR telah menggunakan 16.300 unit renewable energi certificate (REC) dan itu setera dengan 16.300 MHM listrik," ujarnya seraya mengatakan hal tersebut terpresentasikan dari sertifikan EBT yang diterbitkan oleh PLN.
Masih kata Rahmat Lubis, strategi lain yang digencakan oleh PTAR adalah penggunaan exavator ramah lingkungan, pemakaian panel surya dan instalasi sleep energy recovery. Perusahaan juga melakukan rekayasa pengaturan kemiringan jalan tambang sehingga lebih landai untuk mengurangi konsumsi energi hingga 3 persen setiap bulannya.
"Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi kehidupan kita yang salah satunya dipicu oleh emisi GRK. Berbagai program dan inisiatif yang telah kamia lakukan merupakan bukti konkrit komitmen Tambang Emas Martabe dalam menurunkan emisi GRK dan mendukung NDCs," pungkasnya.