Anies-Anwar Ibrahim sama-sama Intelektual, Pejuang Demokrasi-Keadilan, Muslim Moderat, Terbukti Tahan Banting

SW25
0
PM Malaysia Anwar Ibrahim saat menerima bacapres koalisi perubahan untuk persatuan Anies Baswedan didampingi istri Fery Baswedan di Putra Jaya Malaysia (foto:https://www.facebook.com/aniesbaswedan)

Jakarta - Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof.  Sudarnoto Abdul Hakim menyambut baik kunjungan Calon Presiden RI dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan ke kantor Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Haji Anwar bin Ibrahim (DSAI) di Perdana Putra, Putrajaya, Malaysia, kemarin, Kamis 12 Oktober 2023.

Karena sejak lama dia berharap kedua tokoh tersebut untuk bertemu. Selain keduanya banyak kesamaan, dia juga berharap Anwar dengan pengalaman politik dan perjuangannya yang panjang bisa lebih memberi inspirasi. Mengingat Anwar merupakan sosok yang inspiratif.

Pertama, jelas penulis buku Pergumulan Politik Malaysia Kontemporer: Jalan Terjal Anwar Ibrahim ini, Anwar Ibrahim merupakan sosok yang teguh dan konsisten memperjuangkan demokrasi substansial di Malaysia. Berbagai tantangan baik dari internal dan ekseternal dia hadapi. Bahkan sampai beberapa kali dipenjara.

Kedua, tokoh kelahiran 10 Agustus 1947 di Cherok Tok Kun, Bukit Mertajam, Malaysia itu adalah seorang yang visioner. Visi dan gagasan Anwar Ibrahim tentang dunia Melayu, Islam, modernitas, sudah dia gelorakan sejak tahun 1970-an, lewat berbagai organisasi yang diikuti, dipimpin, bahkan juga didirikannya.

Ketiga, sambung Prof. Sudarnoto, suami Dato Sri Hj. Wan Azizah Wan Ismail itu juga figur yang konsisten menegakkan hukum, keadilan, dan mewujudkan kesejahteraan. Keempat Anwar juga sosok pemimpin yang mau dan bisa membaca tanda-tanda zaman sehingga mengerti kebutuhan mendasar masyarakat. Dengan demikian, dia tahu apa yang harus dilakukan.

“Nah ini semua diramu dan dimasukkan dalam konsep yang dia (Anwar Ibrahim) sebut sekarang ini Malaysia Madani. Dulu muncul (istilah) Mujtama’ Madani. Istilah Mujtama’ Madani juga dulu sudah menginspirasi di Indonesia dengan istilah Masyarakat Madani,” bebernya.

Menjabat sebagai PM Malaysia sejak November 2022 lalu, imbuh Prof. Sudarnoto, saat ini Anwar Ibrahim berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan berbagai gagasan-gagasannya tersebut. “Anwar Ibrahim sedang bekerja keras untuk itu,” jelas akademisi yang juga penulis buku ABIM: Dinamika Islam Politik Malaysia Kontemporer dan Malaysia Jalan Terjal Menuju Bangsa Demokratis ini.

Karena itu dia berharap Pilpres 2024 ini akan melahirkan sosok seperti Anwar Ibrahim. Di antara sekian calon presiden yang muncul saat ini dalam penilainnya, Anies yang memiliki kriteria pemimpin seperti Perdana Menteri Malaysia ke-10 tersebut.

“Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang visioner. Indonesia membutuhkan seorang pemimpin yang mengerti dan mau membaca dengan baik kebutuhan masyarakat. Pemimpin itu adalah seorang yang punya wawasan bagus, sensitifitasnya tinggi dan keberpihakannya untuk membangun keadilan berdasarkan pada nilai-nilai luhur. Kemudian tidak pragmatis,” ucapnya.

“Saya melihat Anies Baswedan punya (kriteria) itu. Karena itu pertemuan antara Prime Minister Anwar Ibrahim dengan Anies itu pas sekali,” imbuhnya menekankan.

Terlebih, katanya lebih jauh, Anies dan Anwar Ibrahim juga memiliki banyak kesamaan lainnya. Selain sama-sama dari keluarga terdidik, keduanya juga seorang intelektual. Seperti Anwar Ibrahim, Anies pun kaya pengalaman organisasi yang membuat jiwa kepemimpinannya terasah sejak masih muda.

Bila Anwar bergiat di Persekutuan Bahasa Melayu Universiti Malaya (PBMUM), Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Islam Malaysia (PKPIM), dan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) semasa masih muda, Anies aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan juga Ketua Senat Mahasiswa UGM.

Keduanya juga sudah teruji dalam menghadapi berbagai tantangan dan gempuran sebagai seorang pemimpin. Meski demikian, dia tidak menampik, tantangan yang dihadapi Anwar jauh lebih berat.

“Tentu saja pengalaman politik jauh lebih matang Anwar Ibrahim. Anwar Ibrahim sudah pernah ditahan, Anies tidak. Kita tidak berharap (Anies) untuk ditahan. Tetapi keteguhan, saya melihat ada (pada Anies),” ungkap akademisi yang menyelesaikan S1 dan S3 di UIN dan S2 di McGill University, Montreal, Kanada ini.

Dia juga memandang Anies dan Anwar sama-sama sosok muslim moderat (wasathiyah), yang terbuka dan bersedia berdialog dengan kelompok mana pun yang berbeda. Terakhir, dalam amatannya, keduanya sama-sama memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Terlebih penguasaan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional keduanya sama baiknya.

“Saya kira beberapa persamaan itu penting menjadi bagian titik temu antara dua tokoh itu,” tandasnya.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)