Cianjur | Untuk memverikan masukan terkait pekerja migran, eks buruh Migran Cianjur sampaikan berbagai permasalahan yang pernah dirasakan selama menjadi pekerja migran kepada Ganjar Pranowo, Kamis (5/10/2023).
Salah seorang yang hadir Siti Sukaesih, ia menceritakan pada Ganjar pengalamannya saat menjadi buruh migran di Dubai. Ia mengatakan mendapat perlakuan tidak senonoh oleh sang majikan.
"Saat saya menolak, saya dilaporkan pada polisi. Saya minta tolong pada KBRI tapi tidak ada jawaban. Telpon juga tidak pernah diangkat. Akhirnya saya dipulangkan pak, tanpa membawa uang sepeserpun," ceritanya.
Hal senada disampaikan Yogi, eks buruh migran yang bekerja di Arab Saudi. Kepada Ganjar, Yogi mengatakan bahwa ia tidak dibayar selama bekerja di Arab Saudi.
"Bahkan saya sempat kecelakaan dan dirawat di rumah sakit, tapi pihak perusahaan di sana tidak mau mengurusi. Akhirnya saya kabur dan mencari pekerjaan baru. Tapi saya tidak dibayar selama lima bulan," kenangnya.
Sama dengan Siti dan para pekerja migran lainnya, Yogi sudah sering meminta bantuan pada pemerintah Indonesia yang ada di sana. Namun laporan tidak direspon bahkan terkesan diabaikan.
"Untuk itu saya berharap pada pak Ganjar, bapakkan calon pemimpin negeri ini. Tolong berikan perlindungan pada kawan-kawan buruh migran pak. Tolong perbaiki sistem dan tempatkan orang-orang yang peduli pada nasib buruh migran seperti kami," ucapnya.
Selain Yogi dan Siti, di tempat itu ada belasan eks buruh migran yang mengalami nasib sama. Mereka saat ini berkumpul menjadi relawan dan membantu teman-temannya yang mengalami nasib serupa.
"Kami sekarang banyak membantu teman-teman buruh migran yang mengalami masalah di luar negeri. Kami harap pak Ganjar juga membantu para eks buruh migran agar tetap mandiri dengan mengembangkan usaha," kata Nining, koordinator eks buruh migran Cianjur.
Dalam kesempatan itu, Nining juga menyampaikan jika sedang menangani buruh migran asal Bali yang bermasalah di Polandia. Buruh migran itu sedang sakit dan diduga menjadi korban malpraktik. Nining sudah berusaha ke berbagai pihak termasuk ke kementerian terkait agar bisa pulang ke Indonesia. Namun sampai sekarang belum bisa terlaksana.
Ganjar langsung merespon itu. Ia langsung meminta nomor hanpdhone pihak keluarga yang ada di Polandia untuk mengetahui kronologi sebenarnya. Ia juga meneruskan info itu pada Gubernur Bali dan Kepala BP2MI Benny Ramdhani untuk mencari informasi itu.
"Semua Pekerja Migran yang mendapat kekerasan dan perlakuan tidak baik, mereka harus dilindungi. Negara harus hadir memberikan perlindungan. Termasuk tadi ada info buruh migran asal Bali yang mendapat perlakuan tidak baik di Polandia. Saya langsung menghubungi banyak pihak untuk penyelesaiannya," katanya.
Selain perlindungan bagi mereka yang ada di luar negeri, penataan sistem di Indonesia juga harus dilakukan. Perusahaan tenaga kerja Indonesia harus resmi, didata dan dicatat dan dikelola dengan baik.
"Agar tidak ada yang ilegal, karena banyak kasus kekerasan pekerja migran kita karena mereka berangkat secara ilegal. Pemerintah harus melakukan pendataan terhadap mereka yang mengirimkan tenaga kerja kita agar semua aman," ucapnya.
Selain itu ada juga masukan agar pemerintah memberikan pendampingan, pelatihan dan akses modal. Ganjar sepakat dengan itu agar eks pekerja migran tetap bisa produktif.
"Mereka kebanyakan butuh pendampingan hingga pelatihan. Mulai produksi, packaging hingga pemasaran. Termasuk modal usaha, maka bisa kita gerakkan Baznas untuk membantu," pungkasnya. (Dian)