Ketum PP PERTI, Buya H.M. Syarfi Hutauruk saat menyampaikan sambutan pada pembukaan MUSDA DPD PERTI dan PERWATI Prov. NTB di Aula Al Bahra Selong, Lombok Timur |
Lombok Timur - Ketua Umum PP Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Buya H.M. Syarfi Hutauruk, secara resmi membuka Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pengurus Daerah (DPD) PERTI Nusa Tenggara Barat (NTB) dan DPD Persatuan Wanita Tarbiyah Islamiyah (PERWATI) NTB, di Aula Al Bahra Selong, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB, pada Sabtu (21/10/2023).
Musda tersebut berlangsung pada 21 Oktober 2023 dan diikuti oleh pengurus daerah tingkat Kabupaten/Kota se-NTB, para tuan guru, pimpinan pondok pesantren serta unsur Muspida se-NTB.
Dalam sambutannya, Ketum PP PERTI yang kerap disapa Buya Syarsfi ini mengatakan dalam rangka membesarkan organisasi Islam terbesar ke-3 di Indonesia tersebut, pengurus PERTI disetiap tingkatannya harus mampu melakukan tiga bentuk konsolidasi secara komprehensip.
Ketiga hal itu, yaitu; konsolidasi organisasi, konsolidasi program dan konsolidasi nilai-nilai Islam.
Dikatakan, sebagai organisasi yang telah berusia hampir 1 abad, PERTI harus menjadi organisasi yang matang dan berpengalaman dalam mendarmabaktikan kehadirannya untuk agama, bangsa dan negara.
Buya Syarfi juga menegaskan, Musda ditubuh PERTI adalah sebuah siklus alami 5 tahunan yang diperuntukkan dalam merasionalisasi kepengurusan.
"Sebagai organisasi yang cukup tua, kita harus pastikan rasionalisasi kepengurusan harus berjalan dengan baik. Siklus pergantian organisasi kepemimpinan dalam organisasi PERTI harus berjalan dalam waktu lima tahun setiap periodenya," katanya.
Ketum PP PERTI Buya H.M. Syarfi Hutauruk diabadikan bersama Muspida Provinsi NTB dan Pimpinan DPD PERTI dan PERWATI NTB |
"Rancang dan rumuskan apa yang harus dilanjutkan. Evaluasi mana yang harus diperbaiki dan cukupkan bilamana ada yang harus dihentikan," pesannya kepada peserta Musda.
Mantan Walikota di Sibolga ini mengingatkan akan tantangan PERTI dimasa depan tidaklah mudah. Label sebagai organisasi Islam terbesar ke-3 harus dibarengi dengan kualitas pengurus dan warganya.
"Secara kuantitatif PERTI menjadi organisasi Islam terbesar ke-3 di Indonesia. Namun, apakah secara kualitatif atau kualitas warga dan pengurus PERTI juga masuk nominasi 3 besar di Indonesia?" tanya Buya.
Iya pun berharap, kebesaran PERTI harus berbanding lurus dengan peningkatan kualitas para pengurus dan warga PERTI. Dan bagi PERTI hal itu adalah sebuah keniscayaan mengingat, concern PERTI sejak didirikan pada tahun 1928 adalah pengembangan pendidikan Islam.
"Itulah salah satu alasan, diperiode kepengurusan PERTI di pusat, kami fokus mengembangkan pondok pesantren dan madrasah tarbiyah Islamiyah baik yang dibawah naungan PERTI maupun tidak. Karena, pendidikan Islam bagi PERTI seperti ruh dari Islam itu sendiri. Andai pendidikan Islam ini diabadikan, maka Islam akan terpuruk dan bisa hilang dari bumi pertiwi," ujarnya.
Kepada pengurus baru hasil Musda PD PERTI NTB ini, Buya Syarfi yang pernah menjabat tiga periode anggota DPR RI ini berharap, agar ketua dan pengurus yang terpilih dapat merapikan sistem administrasi didaerah.
Bagi PERTI, sebagai organisasi yang dikelola secara profesional pengelolaan sistem administrasi yang baik menjadi cerminan sebuah organisasi yang matang, berpengalaman dan berbasis data.
PERTI diharapkan memiliki bisis data yang baik. Hal ini penting karana ada banyak sekali lembaga baik dalam bentuk Madrasah Tarbiyah Islamiyah atau pun pondok pesantren yang bernaung dibawah paham Tarbiyah Islamiyah atau Ahlussunah wal Jama'ah, termasuk PERTI itu sendiri.
"Semuanya harus berbasis data base, mulai dari aset, lembaga dan potensi anggota PERTI diseluruh Indonesia," pungkasnya.
Turut hadir dan menyampaikan sambutan pada Musda PW PERTI NTB diantaranya, Pj. Gubernur NTB, H. Lalu Gita Ariadi, Ketum PP PERTI Buya H.M. Syarfi Hutauruk dan Ketum PP Perwati Ummi Dra. Asdiwati Aly. (SW25)