Ketum PP PERTI, Buya H.M. Syarfi Hutauruk saat memberikan sambutan pada kegiatan safari dakwah di STIA BU Pandan, Tapteng |
Pandan, Tapteng - Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP PERTI), Buya H.M. Syarfi Hutauruk mengajak generasi muda khususnya mahasiswa proaktif memperjuangkan lahirnya pemimpin yang amanah dan berakhlaqul karimah di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Buya Syarfi, saat memberi sambutan pada kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H, di Komplek Sekolah Tinggi Agama Islam Bahriyatul Ulum (STAI-BU) Pandan, Jalan KH. Zainul Arifin, Kelurahan Sitio-tio, Kecamatan Pandan, Kab. Tapanuli Tengah, pada Kamis (5/10/2023).
Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H ini sendiri menjadi rangkaian kegiatan safari dakwah Ketua Umum PP PERTI di Sumatera Utara, khususnya di wilayah Tapanuli.
Syarfi mengatakan, mahasiswa dan pemuda adalah elemen penting dalam kancah perpolitikan baik di daerah maupun di nasional. Posisi strategis tersebut sejatinya harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara.
Ratusan mahasiswa dan civitas akademika STIA BU Pandan mengikuti Giat Safari Dakwah Ketum PP PERTI di Pandan |
Syarfi juga menyampaikan, pada kontestasi pemilu 2024 yang akan datang, anak-anak muda menjadi pemilih mayoritas masa saat ini, sebagai dampak dari bonus demografi yang dialami oleh Indonesia.
"Maka, jika Tapanuli Tengah atau Indonesia ingin lahir pemimpin yang terbaik, anak-anak mudalah penentunya saat ini," kata Buya Syarfi.
Masih kata tokoh yang pernah menjabat Walikota Sibolga ini. Anak muda dan mahasiswa adalah kelompok usia yang relatif idealis saat ini. Meskipun Buya Syarfi tidak menafikan segelintir mahasiswa dan anak muda sudah ada yang terkontaminasi oleh pikiran-pikiran negatif saat ini.
"Namun, jika harapan itu seperti bara api, maka anak-anak mudalah yang menjaga agar bara itu tetap menyala. Anak-anak mudalah yang berkewajiban memperjuangkan agar kebenaran tetap ditegakkan dan kesewenang-wenangan dapat di bumi hanguskan," kata Syarfi memberi motivasi.
Mantan panitia banggar DPR RI ini menjelaskan bahwa hukum dalam konstitusi Indonesia, "memaksa" bahwa kepemimpinan akan silih berganti, sedangkan kebenaran akan tetap abadi. Maka, anak-anak muda dan mahasiswa harus tampil di barisan terdepan untuk memastikan, kepemimpinan yang silih berganti itu harus tetap berpijak kepada kebenaran.
Ketum PP PERTI Buya M.Syarfi dan Guru Besar UIN Imam Bonjol Padang diabadikan bersama mahasiswa dan civitas akademika STIA BU Pandan, Tapteng |
"Dan itu tentu tidak mudah. Hanya dengan idealisme yang kokoh dan kuat hal itu dapat diwujudkan," ungkapnya.
Serangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H tersebut, Buya Syarfi mendasari sambutannya tentang pentingnya akhlaqul karimah dalam kepemimpinan.
Akhlaq sebagaimana dijelaskan oleh Buya Syarfi menjadi alasan paling fundamental diutuskan Nabi Muhammad SAW.
"Maka, kreteria akhlaq yang baik menjadi prasyarat utama sebelum kita semua menjatuhkan pilihan kepada calon-calon pemimpin masa depan ditempat kita masing-masing," tegasnya.
Suami dari anggota DPR RI Komisi VIII Hj. Delmeria Sikumbang ini mengutip perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang peristiwa-peristiwa pentingnya banyak dipelopori oleh anak-anak muda dan mahasiswa.
Bagi Buya Syarfi, pemuda dan mahasiswa menjadi kekuatan demokrasi (the power of democracy). Jika kekuatan itu melemah maka menjadi sinyal hancurnya demokrasi. Sebaliknya, jika power tersebut semakin kokoh dan kuat, hal itu menjadi pertanda demokrasi masih baik-baik saja.
"Dari dulu pelopornya selalu anak muda. Dan kini, kesemptan menjadi pelopor itu ada sama kalian semua. Jika kalian manfaatkan sebaik-baiknya, maka umat, bangsa dan negara ini akan mendapatkan manfaatnya, namun jika kalian justru menjadi bagian dari kemunduran itu, semua akan mendapatkan imbasnya," pungkasnya.
Turut hadir dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H ini diantaranya Guru Besar Universitas Negeri Imam Bonjol, Padang, Prof. Dr. H. Salmadanis, MA yang juga sebagai penceramah, Kabag Kemahasiswaan STIA BU Pandan, Ketua Ikatan Alumni STIA BU, Sufriansyah Pasaribu, para dosen dan ratusan mahasiswa.