Buya H.M. Syarfi Hutauruk saat memupuk tanaman sawit di kebun miliknya |
PANDAN - Disaat sebagian caleg sibuk memantau proses penghitungan suara pasca hari pencoblosan, hal berbeda justru dilakukan oleh H.M. Syarfi Hutauruk, pada Minggu (18/2/2024).
Syarfi Hutauruk, mantan Walikota Sibolga yang bergelar Buya ini, terlihat melakoni sejumlah kegiatan yang berbeda dimasa penghitungan suara. Padahal, Buya Syarfi merupakan caleg DPR RI di dapil Sumut 2 yang diusung oleh Partai Demokrat.
Sejumlah kegiatan 'tak biasa' yang dilakukan oleh Buya Syarfi yang berhasil terpantau media limakabar.com diantaranya adalah pada Kamis (15/2), Buya Syarfi terlihat berada di objek wisata alam Parsariran, Kecamatan Batangtoru, Kab. Tapsel.
Lalu, pada Jumat (16/2), Buya Syarfi yang saat ini menjadi ketua ormas Islam terbesar ke-3 di Indonesia (PERTI-red), terpantau menikmati suasana alam kebun miliknya di wilayah Tapanuli Selatan, seraya memanen buah hasil kebun tersebut terutama Sawit.
Di hari lain, yang bersangkutan 'terciduk' menikmati gulai khas Sibolga di Jembatan Kuning Serasi, Pasar Belakang, Sibolga. bersama tim kecilnya.
Teranyar, Buya Syarfi tertangkap kamera sedang berenang di Pantai Binasi, Desa Binasi, Pasar Sorkam, Kecamatan Sorkam, Kab. Tapteng, pada Minggu (18/2), yang dipadu makan siang bersama tim dengan lauk gulai dan ikan sambam khas Sibolga.
Dalam aktivitas itu, tak terlihat raut kecemasan dan kekhawatiran di wajah Buya Syarfi, terkait hasil penghitungan suara baik di TPS maupun rekapitulasi suara tahapan berikutnya, yang akan menentukan terpilih tidaknya Buya Syarfi pada Pileg tahun ini.
Penasaran dengan sikap 'tak biasa' tersebut, awak media limakabar.com pun mencoba mencari tahu hal gerangan apa yang memicu seorang Syarfi Hutauruk 'terkesan' santai pasca hari pencoblosan itu.
"Santai? Gak juga. Saya dan tim tetap memantau proses penghitungan suara. Hanya saja, saya gak mau proses penghitungan itu mengganggu aktivitas yang biasa saya lakukan," kata Buya Syarfi mengawali pembicaraan.
"Ngapain juga pening. Yang pening itu biasanya yang nabur, kalau saya modalnya Bismillah saja," aku Buya Syarfi yang direspon gelak tawa awak media
Buya Syarfi menjelaskan, sebagai konstentan pemilu dirinya memegang tiga prinsip utama yaitu usaha, doa dan tawakkal kepada Allah.
Buya H.M. Syarfi Hutauruk ditemani sejumlah awak media berenang di Pantai Binasi Sorkam, Kab. Tapteng |
Untuk mencapai suatu tujuan, yang pentingada usaha, ada ikhtiar. Bagaimana menjalankan strategi. Kemudian diiringi dengan doa dan penuh harap kepada Allah SWT. Setelah itu harapan dan keinginan itu kita gantungkan kepada keridhoan Allah, Tuhan yang Maha Esa," katanya.
Dalam hal usaha, Buya mengaku telah melaksanakannya dengan optimal dan maksimal.
"Sosialisasi sudah, mengkampanyekan janji politik juga sudah. Warga di 19 kabupaten dan kota sudah saya datangi bahkan hingga ke gang-gang sempit dan lorong yang tidak didatangi caleg lain. Sambutan warga juga baik. Jadi sudah lebih dari maksimal," ujarnya.
Masih kata Buya Syarfi. Dalam menjalankan usaha dan ikhtiar tersebut jangan dikotori oleh cara-cara yang tidak sesuai dengan tuntunan agama seperti menyogok dan menyuap masyarakat dengan serangan fajar atau menabur uang agar terpilih.
Menurutnya, perilaku kotor seperti money politik dan serangan fajar akan merusak tatanan masyarakat dari perilaku pekerja keras menjadi bermental materialistik dan peminta-minta.
"Menjaga tatanan masyarakat tetap memiliki adab dan moral yang tinggi jauh lebih penting daripada sekedar bisa terpilih dengan cara kotor seperti itu," tegasnya.
Buya Syarfi mengaku. Diusianya yang tak lagi muda, maju sebagai calon anggota DPR RI tidak dimaksudkan untuk mencari jabatan semata tetapi keberkahan.
"Makanya saya santai saja. Terpilih syukur, Tidak pun syukur juga. Mungkin Tuhan akan memberikan tempat pengabdian ditempat lain sebagai ladang amal bagi saya," terang Buya Syarfi.
Kini, dirinya dan tim beserta warga yang memberikan suara kepadanya sedang menjalankan prinsip Tawakkal kepada Allah.
"Kalau ketentuan Allah mengatakan terpilih, maka securang apa pun pemilu, pasti tetap akan terpilih. Sebaliknya, jilka Allah mengatakan tidak, maka sejujur apa pun penyelenggaraannya tetap tidak akan terpilih," ungkap Buya.Syarfi.
"Jadi, gak perlu saya risau. Gak perlu juga khawatir. Saya hanya perlu berharap. Itu saja," tegasnya menambahkan.
Terkait harapan itu, Buya Syarfi menegaskan bukanlah harapan pribadinya tetapi harapan warga yang telah memilihnya di TPS-TPS pada pemilu Rabu (14/2) lalu.
"Saya percaya, politik itu tidak selalu tentang hasil tetapi juga proses. Dan sebagai orang beragama, saya ingin dinilai melalui proses yang saya pilih. Baru berikutnya hasilnya," ajaknya.
Mantan anggota DPR RI dekade 90-an dan awal reformasi ini, mengatakan meskipun pada pemilu 2024 ini dirinya harus berhadapan dengan sejumlah oknum caleg "bermodal besar" tapi dirinya memilih bermodalkan janji politik dan silaturrahmi.
"Saya tahu, ada oknum caleg yang nabur 100 ribu sampai 700 ribu, tapi saya bismillah, berharap kepercayaan warga saja. Dan alhamdulillah, per hari ini, data internal tim sudah mengakumulasikan suara saya puluhan ribu. Mudah-mudahan sama dengan data real count KPU nantinya," bebernya.
Suami dari anggota Komisi VIII DPR RI, Hj. Delmeria Sikumbang ini pun menyimpulkan jika dirinya terlihat santai karena tugasnya dalam pemilu ini adalah berusaha dan berdoa. Sedangkan hasil sepenuhnya hak prerogatif Allah, Tuhan yang Maha Esa.
"Jika terpilih maka Allah takdirkan. Jika tidak maka Allah selamatkan," pungkasnya