Ketua Umum PP PERTI, Buya Syarfi Hutauruk Apresiasi dan Dukung Kebijakan Presiden Prabowo Terkait Mobil Dinas "Maung"

SW25
0

Ketua Umum PP Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Buya Drs. H. M. Syarfi Hutauruk, MM


JAKARTA – Ketua Umum PP Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Buya H. Syarfi Hutauruk, memuji dan mengapresiasi pernyataan Presiden Prabowo Subianto, terkait kepemimpinan yang sederhana dan menggunakan produk dalam negeri dalam bertugas, khusus di jajaran kabinet yang ia pimpin.

 

Perintah tersebut, menurut Buya Syarfi sudah sangat tepat dan perlu secepatnya diaktualisasikan.

 

“Terhadap ini, Pimpinan Pusat Persatuan Tabiyah Islamiyah menyampaikan apresiasi dan terimakash kepada Presiden Prabowo. (kebijakan) ini akan membuat siklus ekonomi dalam negeri berputar,” katanya, di Jakarta, Rabu (30/10/2024).

 

Bahkan, lanjut mantan Walikota Sibolga periode 2010-2015 dan 2016-2021, dan berhasil meningkatkan PAD Sibolga  hingga 300 persen  ini, akan lebih baik lagi jika kebijakan tersebut juga dilaksanakan pada level daerah baik kabupaten/kota atau provinsi.

 

Mengingat seluruh daerah melaksanakan Pilkada Serentak tahun 2024 ini sehingga akan lebih tepat jika momentum menggunakan kendaraan dinas ‘Maung’ tersebut juga serentak digunakan oleh seluruh kepala daerah hasil Pilkada Serentak tersebut.

 

Sehingga pimpinan masing-masing daerah tidak terkesan sedang berlomba menunjukkan kemewahan mobil dinasnya masing-masing, karena bukan hal substansial dalam menunjukkan keberhasilan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

 

“Jadi tidak hanya kepada Menteri, Wakil Menteri atau pejabat eselon I di pusat saja, tapi akan lebih baik jika presiden memberikan perintah ke bawah (walikota/bupati/ gubernur), untuk menggunakan mobil (dengan jenis) yang sama,” usulnya.

 

Buya Syarfi mengaku miris menyaksikan di lapangan terkait adanya kepala daerah yang mobil dinasnya jauh lebih mahal dibanding PAD daerah itu sendiri. Ironisya, ada kepala daerah yang tega menggunakan Alpard, Land Cruiser bahkan Lexus sebagai kendaraan dinasnya.

 

Menurutnya, seandainya kendaraan mewah tersebut dibeli dengan uang pribadi sekali pun, tetap tidak patut dipertontonkan ditengah himpitan ekonomi rakyat yang serba sulit.

 

“Untuk apa pejabat terlihat mewah tetapi rakyatnya miskin. Dan untuk apa pejabat terlihat gagah tetapi dibalik itu rakyatnya susah berobat, tidak ditanggung BPJS,” ujar Buya Syarfi.

 

“Saya tidak antipati dengan segala kemewahan yang bisa dibeli para pejabat dewasa ini. Hanya saja, tugas pemimpin adalah memberi keteladanan, mengerti keadaan rakyatnya. Maka pengendalian diri menjadi penting. Begitu cara pemimpin menghormati rakyatnya,” tambahnya.

 

Dengan demikian, lanjut peraih penghargaan Universal Healt Coverage (UHC) Award 2017 dan 2018 dari Presiden RI Joko Widodo ini, apa yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo adalah sebuah keharusan agar pada hati dan sanubari para pejabat dan pemimpin lahir rasa empaty dan kepedulian terhadap warga masyarakat yang dipimpinnya.

 

“Ini sudah benar, dan Perti mendukung kebijakan ini seratus persen,” tegasnya.

 

Buya Syarfi, yang pernah tiga periode menjadi anggota DPR RI ini juga mengungkapkan, Menggunakan mobil dinas buatan dalam negeri selain membangkitkan industri otomotif dalam negeri dan menggerakkan ekonomi juga menggerakkan nilai moral pemimpin sebagai panutan dan teladan bagi jajaran dibawahnya hingga rakyat biasa.

 

“Kalau Pak Presiden telah mengintruksikan setiap pejabat memimpin dengan sederhana, tidak mempertontokan kemewahan maka tentu apa yang dicontohkan oleh pemimpin tertinggi tersebut akan turun ke level pemimpin dibawahnya bahkan hingga rakyat biasa,” pungkasnya.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)