Ketua Umum PP Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Buya Drs. H. M. Syarfi Hutauruk, MM |
JAKARTA – Ketua
Umum PP Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Buya H. Syarfi Hutauruk, memuji
dan mengapresiasi pernyataan Presiden Prabowo Subianto, terkait kepemimpinan
yang sederhana dan menggunakan produk dalam negeri dalam bertugas, khusus di jajaran
kabinet yang ia pimpin.
Perintah
tersebut, menurut Buya Syarfi sudah sangat tepat dan perlu secepatnya diaktualisasikan.
“Terhadap
ini, Pimpinan Pusat Persatuan Tabiyah Islamiyah menyampaikan apresiasi dan terimakash
kepada Presiden Prabowo. (kebijakan) ini akan membuat siklus ekonomi dalam
negeri berputar,” katanya, di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Bahkan,
lanjut mantan Walikota Sibolga periode 2010-2015 dan 2016-2021, dan berhasil
meningkatkan PAD Sibolga hingga 300
persen ini, akan lebih baik lagi jika
kebijakan tersebut juga dilaksanakan pada level daerah baik kabupaten/kota atau
provinsi.
Mengingat
seluruh daerah melaksanakan Pilkada Serentak tahun 2024 ini sehingga akan lebih
tepat jika momentum menggunakan kendaraan dinas ‘Maung’ tersebut juga serentak
digunakan oleh seluruh kepala daerah hasil Pilkada Serentak tersebut.
Sehingga
pimpinan masing-masing daerah tidak terkesan sedang berlomba menunjukkan
kemewahan mobil dinasnya masing-masing, karena bukan hal substansial dalam
menunjukkan keberhasilan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Jadi tidak
hanya kepada Menteri, Wakil Menteri atau pejabat eselon I di pusat saja, tapi
akan lebih baik jika presiden memberikan perintah ke bawah (walikota/bupati/
gubernur), untuk menggunakan mobil (dengan jenis) yang sama,” usulnya.
Buya Syarfi
mengaku miris menyaksikan di lapangan terkait adanya kepala daerah yang mobil
dinasnya jauh lebih mahal dibanding PAD daerah itu sendiri. Ironisya, ada
kepala daerah yang tega menggunakan Alpard, Land Cruiser bahkan Lexus sebagai
kendaraan dinasnya.
Menurutnya,
seandainya kendaraan mewah tersebut dibeli dengan uang pribadi sekali pun,
tetap tidak patut dipertontonkan ditengah himpitan ekonomi rakyat yang serba
sulit.
“Untuk apa pejabat
terlihat mewah tetapi rakyatnya miskin. Dan untuk apa pejabat terlihat gagah
tetapi dibalik itu rakyatnya susah berobat, tidak ditanggung BPJS,” ujar Buya
Syarfi.
“Saya tidak antipati
dengan segala kemewahan yang bisa dibeli para pejabat dewasa ini. Hanya saja,
tugas pemimpin adalah memberi keteladanan, mengerti keadaan rakyatnya. Maka
pengendalian diri menjadi penting. Begitu cara pemimpin menghormati rakyatnya,”
tambahnya.
Dengan demikian,
lanjut peraih penghargaan Universal Healt Coverage (UHC) Award 2017 dan 2018
dari Presiden RI Joko Widodo ini, apa yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo
adalah sebuah keharusan agar pada hati dan sanubari para pejabat dan pemimpin
lahir rasa empaty dan kepedulian terhadap warga masyarakat yang dipimpinnya.
“Ini sudah
benar, dan Perti mendukung kebijakan ini seratus persen,” tegasnya.
Buya Syarfi,
yang pernah tiga periode menjadi anggota DPR RI ini juga mengungkapkan,
Menggunakan mobil dinas buatan dalam negeri selain membangkitkan industri otomotif
dalam negeri dan menggerakkan ekonomi juga menggerakkan nilai moral pemimpin
sebagai panutan dan teladan bagi jajaran dibawahnya hingga rakyat biasa.
“Kalau Pak
Presiden telah mengintruksikan setiap pejabat memimpin dengan sederhana, tidak
mempertontokan kemewahan maka tentu apa yang dicontohkan oleh pemimpin
tertinggi tersebut akan turun ke level pemimpin dibawahnya bahkan hingga rakyat
biasa,” pungkasnya.