Paling Inovatif di Bidang Pendidikan, Agincourt Resources Raih Penghargaan Subroto dari Kementerian ESDM

SW25
0
PT Agincout Resources (PTAR) menerima Penghargaan Subroto 2024 Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Mineral Terinovatif Kategori Pendidikan dari Kementerian ESDM. Penghargaan diterima oleh Wakil Presiden Direktur PTAR Ruli Tanio (ketiga dari kiri) didampingi Direktur Hubungan Eksternal PTAR Sanny Tjan (ketiga dari kanan) beserta manajemen di Jakarta, Kamis (10/10/2024).

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, menganugerahi PT Agincourt Resources (PTAR), penghargaan Subroto 2024 bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Mineral Terinovatif, kategori Pendidikan, pada Kamis (10/10/2024) di Jakarta.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Jakarta serangkaian dengan peringatan Hari Jadi ke-79 Pertambangan dan Energi.

Pemerintah menilai, pengelola Tambang Emas Martabe itu berperan besar dalam memajukan sektor energi dan sumber daya mineral dalam kurun waktu 1 tahun terakhir.

PTAR dinilai berhasil menjalankan Program Pengembangan Pendidikan Non-Formal Bidang Seni dan Budaya untuk anak dan remaja melalui Sanggar Seni Sopo Daganak binaannya.

Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, kepada limakabar.com mengaku bangga atas pencapaian tersebut. Menurutnya hal itu menjadi dorongan untuk terus berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam membangun masyarakat melalui dunia pendidikan.

PTAR percaya, bahwa pendidikan adalah pondasi untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

"Keberhasilan ini bukan hanya milik perusahaan, tetapi juga milik masyarakat yang telah berpartisipasi aktif dalam setiap inisiatif kami," kata Ruli.

Ruli mengungkapkan, sejak beroperasi penuh pada Juli 2012, PTAR tidak hanya fokus pada kegiatan eksplorasi dan produksi emas, melainkan juga berkomitmen pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program sosial, termasuk pendidikan.

Melalui Penghargaan Subroto 2024 ini, PTAR ingin menunjukkan bahwa investasi dalam pendidikan dan pengembangan masyarakat adalah bagian integral dari tanggungjawabsosial perusahaan.

Hal ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDGs), khususnya pada tujuan ke-4 yakni menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.

"Perusahaan berkomitmen untuk selalu mendukung pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif yang nyata bagi masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu, Senior Manager Community Agincourt Resources, Christine Pepah, menerangkan bahwa pendidikan non-formal bidang Seni dan Budaya di Sanggar Seni Sopo Daganak yang dibina PTAR bertujuan meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM di 14 desa lingkar tambang.


PTAR meyakini bahwa Pengembangan multiple intellegences itu tidak hanya berfokus pada pendidikan formal di sekolah, tetapi juga pengembangan minat bakat dan kreativitas melalui pendidikan non-formal di luar sekolah.

Christine Pepah mengungkapkan pihaknya memulai Program Pengembangan Pendidikan Non-Formal Bidang Seni dan Budaya untuk anak dan remaja tersebut pada tahun 2009.

Tahun itu, PTAR membangun satu Taman Baca Anak (TBA) di Desa Napa, Batangtoru, Kab. Tapanuli Selatan. Setelah manfaatnya dirasakan oleh orang banyak, secara bertahap perusahaan membangun 13 TBA sejenis lainnya.

PTAR juga menyediakan fasilitas pendukung berupa buku bacaan dan berbagai alat permainan edukatif yang menunjang kesuksesan program tersebut.

Menariknya, seluruh fasilitas TBA yang dibangun oleh PTAR tersebut rampung, pengelolaan TBA tersebut selanjutkan diserahkan kepada pemerintah desa.

Dan pada tahun 2018, untuk mengoptimalkan tujuan dari pengembangan Program Pengembangan Pendidikan Non-Formal Bidang Seni dan Budaya untuk anak dan remaja tersebut, PTAR membangun pusat kegiatan ekstrakurikuler berbentuk amphitheater yang aman dan ramah anak berkapasitas 500 orang di Desa Napa.

Pusat kegiatan yang ternama di Kecamatan Batangtoru tersebut diberi nama Sopo Daganak.

"Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah menyeimbangkan pendidikan  berbasis intelektual (kognitif) dengan pendidikan karakter. Berbagai metode pembelajaran karakter diterapkan di TBA dan Sanggar Seni Sopo Daganak," ujar Christine seraya menjelaskan berbagai metode tersebut diantaranya belajar mendongeng, berpuisi, mewarnai, menari, drama, musik modern dan kursus bahasa Inggris.

"Kegiatan budaya lokal juga turut dilaksanakan di lokasi ini, diantaranya musik tradisional Gondang Topap, Gondang Toba dan Gordang Sambilan," pungkasnya.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)