Ketua Ormas MKGR Kota Sibolga, Herianto |
KOTA SIBOLGA – Partai Golkar yang
menjadi perahu pasangan calon Robinsar Sinaga-Mukhlish Suhada (Romantis) mengikuti
Pilkada Kota Sibolga, akhirnya ‘pecah’.
Sinyal partai yang kini gawangi
oleh Jamil Zeb Tumori tersebut akan pecah sudah terlihat sepekan terakhir.
Sejumlah elit partai Golkar
terlihat berseberangan dengan Calon Walikota Sibolga Robinsar yang oleh Ketua
DPD Golkar Kota Sibolga Jamil Zeb Tomori menilainya sebagai sosok yang tidak
punya komitmen terhadap Golkar.
Terbaru, Ketua Organisasi
Kemasyarakatan (Ormas) Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Kota
Sibolga, Herianto mengumumkan tidak lagi mendukung Romantis di Pilkada Kota
Sibolga.
Herianto menegaskan jika Ormas
yang ia pimpin memutuskan berpindah dukungan politik dari Paslon Romantis
kepada Paslon Muhammad Fadhil Hutagalung-Marojahan Panjaitan (Faham).
“Benar, kita (Ormas MKGR) tidak lagi
mendukung Romantis, kita putuskan mendukung Fadhil – Marojahan,” kata Herianto
di Sibolga, pada Rabu (30/10/2024), menjawab awak media limakabar.com
Pria yang kerap di sapa Anto ini
menjelaskan, MKGR memilih meninggalkan Romantis karena menilai Robinsar Sinaga-Mukhlish
Suhada, tidak punya komitmen nyata dalam melibatkan Golkar dan MKGR dalam
memenangkan dirinya di Pilkada Sibolga.
Hingga 28 hari menjelang hari
pencoblosan, Romantis tidak sekali pun duduk bersama dengan Golkar dan ormas
yang menaunginya untuk membicarakan langkah politik dalam memenangkan Paslon
Romantis di Sibolga.
“Jangankan duduk bersama,
tanda-tandanya saja gak ada (sinyal akan bertemu),” jelas Anto.
Baik Golkar maupun MKGR
lanjutnya, bukan jadi alat politik siapa pun untuk memenuhi Hasrat berkuasanya. Tetapi Golkar beserta semua ormas
yang ada harus menjadi alat untuk meraih kekuasaan secara bersama-sama demi
kesejahteraan rakyat.
“Kalau mau main sendiri, kenapa
tidak maju dari independent saja. Kenapa harus memilih bersama Golkar tapi
pandang enteng,” ujar Anto dengan suara meninggi.
“Dengan Golkar yang mengusungnya
saja beliau bisa pandang enteng, padahal tanpa Golkar yang bersangkutan belum
tentu bisa maju. Konon lagi, kepada rakyat yang kelak akan ia pimpin. Bisa
rusak dunia persilatan (Kota Sibolga-red),” sambungnya.
Anto yang pernah menjabat ketua
DPD IPK Kota Sibolga mengungkapkan, jika paslon yang didukung Golkar saat ini
bisa tidak jelas komitmennya, maka Golkar dengan ormas-ormasnya bisa tidak jelas pula.
“Jangan tuntut orang jelas kalau
yang bersangkutan juga tidak jelas,” katanya.
Ormas MKGR hanya akan mendukung
pasangan calon yang komitmen politiknya jelas, tidak abu-abu.
“Dan dari semua calon yang ada,
kita pilih Faham. Faham jelas, pendekatan politiknya terang benderang dan tidak
abu-abu,” ungkapnya.
Masih kata Anto. Mendukung
pasangan calon di Pilkada tidak selalu tentang kalah atau menang, tetapi
tentang satunya kata dan perbuatan dan tentang etika berpolitik yang santun,
merangkul dan tidak merasa menang sendiri.
“Ini tentang puluhan ribu
penduduk Kota Sibolga yang nasibnya diatur oleh Walikota Sibolga hasil Pilkada
2024. Jika sekarang saja tidak jelas, kami pastikan lima tahun kedepan juga
tidak jelas,” pungkasnya.
Untuk diketahui, perpecahan di
internal Partai Golkar Sibolga terkait dukungan terhadap Romantis sudah mulai
terlihat sejak sepekan terakhir.
Sejumlah kader dan simpatisan partai
mengungkapkan kekecewaannya atas sikap Robinsar yang sejak ditetapkan oleh KPU
Sibolga sebagai calon belum menunjukkan komitmen perjuangannya bersama Golkar.
Wakil Ketua Wantim Golkar, H.
Januar Tanjung bahkan turut angkat bicara terkait dinamika internal partai
berlambang Pohon Beringin ini.
Terbaru, pecah Kongsi antara
Ketua DPD Golkar Jamil Zeb Tumori dengan Sekretaris Nurdin Zebua juga mulai terasa.
Hal itu terlihat dari beberapa
surat yang diedarkan oleh Partai Golkar Kota Sibolga tidak lagi turut
ditandatangi oleh Nurdin Zebua sebagai sekretaris melainkan Wanda Sibarani yang
notabenenya Wakil Sekretaris Golkar Kota Sibolga.