Ketum PP PERTI Ajak Sejarawan dan Dunia Perguruan Tinggi Gali Sejarah Peradaban Islam di Situs Bongal

SW25
0
Buya H.M. Syarfi Hutauruk dan rombongan di Museum Situs Bongal, Sutan Te Institute, Desa Sijago-jago, Kec. Badiri Kab. Tapteng

BADIRI, TAPTENG - Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PP PERTI), Buya H.M. Syarfi Hutauruk, mengajak sejarawan dan dunia perguruan tinggi ntuk melakukan penelitian konprehensif di Situs Bongal, Desa Sijago-jago,  Kec. Badiri, Kab. Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.

Ajakan tersebut disampaikan oleh Buya Syarfi, disela kunjungan beliau ke Sutan Te Institute, Historical Explor, Desa Sijago-jago, pada Senin (16/12/2024).

Dikatakan, keberadaan Situs Bongal yang ditemukan pertama kali tahun 2017 oleh para penambang emas tradisional tersebut telah mengungkap fakta sejarah baru tentang sejarah masuknya Islam pertama kali ke Bumi Nusantara.

Penggalian yang dilakukan oleh para arkeolog mengungkap fakta menarik tentang keberadaan peradaban Islam di Sijago-jogo pada tahun ke-3 hijriyah atau abad ke-7 masehi.

Buya H.M. Syarfi Hutauruk saat menjelaskan serpihan kapal hasil penggalian Situs Bongal

Sejumlah artefak berupa kendi, piring, mata uang dinar dan dirham bahkan hingga bangkai kapal yang menjadi sarana transportasi utama kala itu turut ditemukan dalam Situs Bongal tersebut.

"Kini kita mengenal dua pintu masuknya peradaban Islam ke Nusantara ini, yakni Barus dan Bongal Sijago-jago," kata Buya Syarfi.

Barus dan Bongal, lanjut Buya Syarfi menyisakan misteri yang belum terungkap hingga saat ini. Khususnya yang berkaitan dengan titik pertama masuknya peradaban Islam ke Nusantara.

"Barus memang telah ditetapkan sebagai titik nol masuknya Islam ke Nusantara, namun fakta sejarah yang berhasil terungkap melalui situs Bongal ini juga mengindentikkan jika Islam pertama kali masuk dari sini," ungkapnya.

Meskipun kedua daerah tersebut (Barus dan Bongal) sama-sama berpotensi menjadi titik nol masuknya Islam ke Nusantara, namun secara umum fakta sejarah yang tidak terbantahkan adalah bahwa Peradaban Islam masuk pertama kalinya melalui Kab. Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga, sebagai pemilik administrasi dari Barus dan Bongal dan juga Teluk Tapian Nauli.

Buya H.M. Syarfi Hutauruk menjelaskan temuan alat tukar yang berhasil ditemukan pada proses penggalian Situs Bongal 

"Menurut saya, ini menjadi kesempatan besar bagi seluruh sejarawan dan Perguruan Tinggi untuk mengungkap tabir peradaban Islam di Indonesia. Oleh karena itu saya mengajak para sejarawan dan dunia perguruan tinggi untuk hadir dan datang ke sini (Situs Bongal Sijago-jago) untuk melakukan penelitian, penggalian sejarah dan mengeksplorasi nilai sejarah yang tersimpan di Situs Bongal ini," ajak Buya Syarfi.

Masih kata Buya Syarfi. Setelah melihat fakta-fakta artefak yang ditemukan di Situs Bongal dan juga catatan sejarah yang ditinggalkan oleh para pesohor abad ke-7 masehi, dirinya percaya jika titik nol masuknya Islam ke Nusantara adalah di Bongal Desa Sijago-jago.

Mantan Walikota Sibolga periode 2010-2015 dan 2016-2021 ini merinci, dalam alur pelayaran yang berhasil diungkap ditemukan fakta bahwa Islam yang penyebarluasannya jalur pedagangan tersebut telah meninggalkan bukti-bukti sejarah keberadaan mereka dimasa lampau.

Buya Syarfi Hutauruk mengamati peta rute penyebarluasan Islam melalui jalur perdagangan yang terdapat di Situs Bongal Sijago-jago

"Dan Situs Bongal ini adalah bukti dan fakta sejarah yang baru saja ditemukan. Tentu keberadaan Situs ini akan mengungkap babak baru sejarah peradaban Islam di Indonesia ini," ujarnya.

Sebagai warga Tapteng, Buya Syarfi mengaku takjub dengan penemuan jejak sejarah di Bongal, Sijago-jago. Sebagai ketua umum PP PERTI keberadaan Situs Bongal tersebut akan disebarluaskan ke seluruh Pengurus Perti se-Indonesia termasuk ke madrasah dan pondok pesantren yang berada dibawah naungan Perti.

"Tentu sebagai Ketua Umum PP PERTI, saya memiliki tanggungjawab moral untuk meneruskan keberadaan Situs Bongal ini ke seluruh jajaran PERTI se Indonesia termasuk kepada ratusan madrasah dan pondok pesantren dibawah naungan PERTI. Kita ingin Situs Bongal ini bisa mengungkap fakta sejarah yang lebih banyak lagi agar asal usul peredaban Islam di bumi Nusantera ini semakin terang benerang terungkapkan," pungkasnya.

Selengkapnya terkait penjelasan Buya Syarfi atas sejumlah fakta sejarah di Situs Bongal dapat dilihat pada video berikut ini :



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)